Tugas 3.1.a.8.2. Koneksi Antar Materi Modul 3.1.


 

Tugas 3.1.a.8.2. 
Koneksi Antar Materi Modul 3.1.



Pengambilan Keputusan
Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~


Assalamualaikum Wr.Wb,

Salam dan Bahagia Bapak/ Ibu Guru Hebat

Perkenalkan saya Nuring Hanum Hadaninggar, S.Si., M.Pd. dari SMA Negeri Ngoro Jombang, Propinsi Jawa Timur, Calon Guru Penggerak Angkatan 8 Kelas 103, dengan Fasilitator bapak Imam Musta’in, S.Pd. dan Pengajar Praktik ibu Herny Widyyanti, S.Pd. 

Pada kesempatan ini saya ingin berbagi informasi tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Tulisan ini merupakan Tugas 3.1.a.8.2 berisi tentang  Koneksi Antar Materi Modul 3.1: Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. 

Semoga tulisan ini bermanfaat, menginspirasi dan dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran sehari-hari.


Kegiatan Pemantik:

Mengajarkan anak menghitung itu baik, 
namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
~ Bob Talbert ~

Kutipan di atas mengingatkan pada kita bahwa pembelajaran harus bersifat holistik, tidak hanya ditekankan pada sisi kognitif saja, tetapi juga harus diajarkan budi pekerti, nilai-nilai moral serta kebajikan.
 Dalam pelaksanaan pembelajaran, ilmu-ilmu yang berkaitan dengan angka memang penting, tetapi tidak kalah penting adalah mengasah moral, rasa dan sensitivitas mereka sehingga peserta didik mempunyai attitude, nilai-nilai kebajikan dan prinsip hidup yang humanis sekaligus rasional.

Pendidik sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan tidak melulu ditekankan pada aspek rasional, tetapi juga menimbang dari sisi nilai kebajikan, etika, moralitas dan kepedulian terhadap sesama

     Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat     memberikan dampak pada lingkungan kita karena nilai-nilai dan prinsip-prinsip tersebut mempengaruhi cara pandang kita terhadap suatu permasalahan.

Cara pandang tersebut dapat mendasari cara kita memutuskan suatu permasalahan yang sedang dihadapi sehingga kita dapat mengambil keputusan secara tepat. Apakah keputusan yang kita ambil memberikan keberlangsungan dan manfaat bagi orang banyak serta meminimalkan resiko ataukah hanya sebuah keputusan yang egois. 

Pendidik sebagai pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid dengan pengambilan keputusan yang berlandaskan pada etika, nilai-nilai kebajikan dan standart moral yang berlaku. Keputusan yang diambil akan mencerminkan integritas sekolah sebagai institusi moral yang berpihak pada murid dan mempunyai nilai-nilai luhur Pancasila untuk mewujudkan manusia seutuhnya


Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran Modul 3.1 
(Koneksi Antar Materi)


1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi  KHD dengan Pratap Triloka memiliki keterkaitan erat dalam pengambilan keputusan seorang pendidik sebagai pemimpin pembelajaran. Pratap Triloka sebagai sebuah konsep pendidikan yang dicetuskan KHD mempunyai tiga unsur penting yaitu (1) Ing ngarsa sung tulada (yang di depan memberi teladan), (2) Ing madya mangun karsa (yang di tengah membangun kemauan), (3) Tut wuri handayani (dari belakang mendukung). Seorang pendidik sebagai pemimpin pembelajaran harus memberikan contoh dan teladan, mampu memberikan dorongan semangat dan motivasi kepada peserta didik serta memberikan dorongan dari belakang untuk kemajuan peserta didik.

Filososfi KHD dan Pratap Triloka memiliki esensi mendalam bagi pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid dan karakter Profil Pelajar Pancasila. Pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada aspek kurikulum dan kognitif saja tetapi juga mempertimbangkan dan menanamkan esensi moral. Keputusan yang diambil seorang pendidik sebagai pemimpin pembelajaran harus mengandung nilai-nilai moral dan kebajikan yang dapat  yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, sosial maupun religi. Keputusan yang diambil harus mencerminkan keteladanan, dapat memotivasi peserta didik dan menumbuhkan semangat.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sebagai seorang pendidik sangat berpengaruh terhadap prinsip-prinsip yang kita ambil dalam setiap pengambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut akan menentukan cara pandang kita sebagai seorang pendidik dalam menentukan prinsip pengambil keputusan. Nilai-nilai yang obyektif dan terinternalisasi dalam diri kita akan mengarahkan kepada pengambilan keputusan yang tepat.

Nilai-nilai positif Guru Penggerak yang terdapat pada diri kita sebagai seorang guru penggerak seperti berpihak pada murid, kolaboratif, mandiri, reflektif, inovatif akan memberikan dasar pengambilan keputusan permasalahan-permasalahan dilema etika (sama-sama mengandung nilai kebenaran, sama-sama mengandung nilai kebajikan). Dengan nilai-nilai tersebut kita akan dapat lebih mudah dan terarah dalam menentukan keputusan tepat, bijak dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat menciptakan wellbeing school and student dan sekolah berintegritas institusi moral.

Sebagai seorang pendidik eloknya menciptakan suatu keputusan yang berpihak pada murid, bijaksana menjunjung nilai-nilai etika moral. Dengan mempunyai nilai-nilai Kesadaran Sosial Emosional, maka kita akan mempunyai kematangan dan kestabilan emosi dalam menentukan suatu keputusan. Terutama permasalahan-permasalahan dilema etika dan bujukan moral.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi coaching yang telah dibahas pada sebelumnya?


Pendidik sebagai pemimpin pembelajaran pasti dihadapkan pada momentum-momentum pengambilan keputusan. Salah satu faktor yang dapat membantu pengambilan keputusan berkaitan dengan murid ataupun rekan sejawat adalah keterampilan coaching.
Dengan keterampilan coaching, maka pemimpin pembelajaran dapat mengekplorasi kekuatan-kekuatan positif yang ada pada murid, teman  ataupun lingkungan untuk mengatasi permasalahan secara mandiri. 
Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik
Keputusan yang diambil dengan teknik coaching berdasarkan prinsip kemitraan, potensi kreatif dan memaksimalkan potensi dapat menciptakan iklim/ budaya positif di sekolah.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional dapat berpengaruh  terhadap pengambilan keputusan karena dalam pengambilan keputusan yang tepat dan efektif diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skill) untuk mengambil keputusan. Proses pengambilan keputusan hendaknya dapat dilakukan secara penuh (mindfulness), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral (bujukan moral) atau etika (dilema etika) mempunyai tantangan tersendiri. Keputusan yang diambil pemimpin pembelajaran sangat didasari oleh nilai-nilai yang dianut dan diyakini oleh seorang pendidik. Apabila nilai-nilai dan prinsip yang dianut berpegang teguh pada nilai moral dan nilai kebajikan, maka keputusan yang diambil dapat tepat, bijaksana, dipandang dari berbagai sudut pandang, mengandung keberpihakan pada murid/ orang banyak dan meminimalisir konfrontasi serta resiko. Jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi/ dari satu sisi dan tidak berpihak pada orang banyak/ murid.

Pengambilan keputusan dalam konteks pendidikan merupakan tantangan dan refleksi  untuk meninjau kembali tentang nilai dan prinsip yang dianut. Keputusan yang diambil mencerminkan konsistensi prinsip-prinsip etika dan moral yang dipegang teguh oleh pendidik. Ini juga merupakan kesempatan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai dan etika pribadi mereka dan bagaimana mereka dapat menghadapi dilema etika yang rumit dalam pendidikan.

 

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Keputusan yang kita ambil secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada imlementasi pembelajaran dan mempengaruhi situasi di sekolah. Setiap keputusan yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma. Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya. Pengambilan keputusan yang tepat dapat mewujudkan budaya posistif dan nilai-nilai kebajikan universal pada sekolah sebagai institusi moral. Teman dan rekan sejawat adalah mitra kolaborasi untuk mengembangkan potensi terbaik. Pendidik dapat menuntun kodrat anak untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan secara optimal baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat

7. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Pengambilan keputusan yang menyangkut dilema etika dan bujukan moral mempunyai tantangan tersendiri. Terkadang suatu keputusan yang dibuat belum tentu dapat diterima semua pihak. Dibutuhkan dukungan nilai-nilai kebajikan dan budaya positif. Perlu adanya keterbukaan komunikasi, ketulusan dan kepedulian semua pihak. Perlu tinjauan dan pertimbangan dari beberapa sisi permasalahan dan analisis yang tepat untuk memetakan permasalahan tersebut dan mendapatkan solusi yang dapat diterima banyak pihak. Perlu keterbukaan dan cara pandang yang luas dalam memandang dan menyelesaikan suatu kasus. Salah satu cara yang bisa digunakan dalam pengambilan keputusan adalah dengan berdasar paradigma dilema etika, prinsip dilemma etika dan 9 langkah pengambilan keputusan. Tantangan harus melalui beberapa uji supaya tervalidasi dengan baik. Keputusan juga harus direview dan ditinjau ulang apabila menimbulkan dampak-dampak yang tidak diinginkan

8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Keputusan yang kita ambil berkaitan dengan konteks pendidikan dan ekosistem sekolah pasti berpengaruh pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengambilan keputusan yang berpihak pada murid akan membawa dampak positif pada hasil pencapaian murid. Guru sebagai penuntun tumbuh kembang anak seyogyanya memutuskan pembelajaran yang berpihak pada murid akan memerdekakan anak sesuai dengan kesiapan belajar, minat, bakat dan potensi mereka. Keputusan yang kita ambil harus dapat memaksimalkan potensi dan kekuatan positif anak sehingga anak dapat mencapai kesuksesan optimal baik secara pribadi maupun kemasyarakatan.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Setiap keputusan yang diambil pemimpin pembelajaran dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya baik jangka panjang maupun jangka pendek. Keputusan yang berpihak anak akan membawa dampak positif yang berpengaruh pada kehidupan anak. Sekolah sebagai institusi moral yang mempunyai nilai-nilai kebajikan universal melalui pendidik harus memberikan teladan yang baik bagi peserta didik sehingga mereka mempunyai role model dalam pengambilan keputusan yang bijaksana, efektif dan mengacu kepada etika moral dan nilai-nilai kebajikan universal. Sehingga ke depannya saat mereka hidup bermasyarakat akan mempunyai panutan dalam pengambilan keputusan. Keputusan pemimpin pembelajaran tersebut akan diteladani, terkait dan berdampak pada kehidupan mendatang peserta didik. Pengambilan keputusan tersebut dapat menjadi pedoman dan pembuka jalan kebajikan peserta didik

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat saya peroleh dari pembelajaran Modul 3.1 dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya bahwa pengambilan keputusan terkait tugas guru sebagai pemimpin pembelajaran harus berlandas pada Filososfi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Pratap Triloka karena pengambilan keputusan pada konteks pendidikan akan berdampak pada pola pikir dan pembentukan karakter murid. Sekolah sebagai institusi moral berperan dalam mewujudkan karakter Profil Pelajar Pancasila. Pengambilan keputusan merupakan skill yang harus dikuasai oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran

Sekolah sebagai institusi moral berfungsi memberikan pelayanan, membimbing, mendidik dan mengajar para peserta didik agar cakap dan pandai secara kognitif. Sekolah sebagai institusi moral juga bertujuan mewujudkan pementukan karakter luhur mulia. Sebagai sebuah ekosistem dan mempunyai interaksi sosial, pemimpin pembelajaran pasti dihadapkan dengan momentum pengambilan untuk menentukan arah kebijakan-kebijakan sekolah. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan berlandaskan nilai-nilai kebijakan universal, termasuk dalam penentuan visi misi sekolah yang harus berpihak pada murid dengan mengedepankan nilai-nilai moral kebajikan yang telah menjadi kesepakatan bersama. Visi yang telah disepakati bersama salah satunya dengan implementasi alur BAGJA, selalu berorientasi untuk mewujudkan budaya positif sehingga dapat menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman baik bagi murid (well being school and student). 

 
Guru sebagai pamong mempunyai kewajiban untuk mengantarkan murid menjadi insan yang cerdas dan berkarakter, menuju profil pelajar Pancasila. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan komitmen dari semua pihak. Dalam mewujudkan sekolah impian sebagai institusi moral pasti ditemui permasalahan baik yang sifatnya dilema etika maupun bujukan moral. Untuk itu diperlukan panduan paradigma dilema etika, prinsip dilema etika dan sembilan langkah dalam pengambilan keputusan dan pengujian agar keputusan yang diambil berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar. 
Salah satu bentuk merdeka belajar adalah implementasi pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan murid sesuai dengan bakat, minat dan kecenderungan gaya belajarnya. Dengan pembelajaran berdiferensiasi diharapkan mampu mengoptimalkan pengembangan potensi peserta didik untuk mencapai merdeka belajar
 
Pada moment pengambilan keputusan kasus dilema etika maupun bujukan moral, pemimpin pembelajaran harus dalam kondisi mindfullness (kesadaran penuh) yang didukung dengan keseimbangan aspek sosial emosional sehingga keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dilandasi nilai-nilai luhur kebijaksanaan universal. Keputusan yang diambil mempertimbangkan aspek kebermanfaatan bagi orang banyak, skala prioritas tanpa mengabaikan peraturan yang telah dibuat tetapi tetap memperhatikan kepedulian terhadap sesama. 

Nilai-nilai kebajikan adalah aspek sentral dalam mengambil keputusan yang etis dan mempunyai dampak positif untuk mewujudkan well being student and school.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya tentang Modul 3.1  adalah tentang pengidentifikasian permasalahan yang kita hadapi termasuk dilema etika (benar vs benar)  ataukah bujukan moral (benar vs salah). Penerapan 4 paradigma dilema etika , 3 prinsip dilemma etika dan 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan dapat digunakan untuk membuat keputusan yang tepat, efektif, berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, dapat dipertanggung jawabkan dan berpihak pada murid.

Hal-hal yang di luar dugaan adalah adanya paradigma, prinsip dan langkah-langkah lain yang berbeda dari modul untuk diterapkan. Pengambilan keputusan juga harus mempersiapkan segala faktor resiko dan dampak yang timbul. Opsi trilemma juga merupakan salah satu alternatif baru dalam pengambilan keputusan.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil keputusan dengan situasi dilema etika, namun yang saya lakukan hanya sebatas pada pemikiran didukung dengan beberapa pertimbangan. Saya sudah merasa aman bila keputusan yang saya ambil sudah sesuai aturan, hanya berdasarkan skala prioritas dan tidak berdampak merugikan bagi banyak orang. Dengan pembelajaran Modul 3.1 ini saya menjadi lebih menambah wawasan akan pengetahuan bahkan telah mempraktikkan, bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat, efektif berlandaskan nilai-nilai moral kebajikan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu yang tak lepas dari paradigma dan prinsip-prinsip yang ada yaitu dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?


Pembelajaran konsep pada Modul 3.1 mempunyai dampak positif bagi saya terutama dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan berkaitan dengan dilemma etika dan bujukan moral.
Sebelum mempelajari modul keputusan yang saya ambil terkadang tidak dipikirkan dengan baik-baik dan tidak berdasar pada paradigma dilema etika, prinsip dilemma etika dan diputuskan secara instan.
 Setelah mempelajari modul wawasan saya semakin luas bahwa pengambilan keputusan yang tepat, efektif berlandaskan nilai-nilai kebajikan dapat didasarkan pada 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip dilemma etika dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Keputusan juga lebih diutamakan pada skala prioritas dan keberpihakan pada murid dengan Langkah-langkah yang lebih detil dan pertimbangan dari berbagai pihak.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Mempelajari topik Modul 3.1 sangat penting dan bermakna baik sebagai seorang individu dan sebagai seorang pemimpin. Pada modul 3.1 diajarkan bagaimana Langkah-langkah pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Sebagai seorang individu dan seorang pemimpin pasti dihadapkan pada moment pengambilan keputusan. Paradigma dilema etika, prinsip dilema etika dan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan dapat kita jadikan acuan untuk pengambilan keputusan yang tepat, efektif dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal.

 

 

Comments